Serangan Israel di Gaza Menyebabkan Korban Jiwa dan Kekacauan

Serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel di sekitar Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Deir al-Balah, Gaza, telah mengakibatkan korban jiwa dan terluka serta menimbulkan kekacauan yang meluas di wilayah tersebut. Laporan langsung dari Al Jazeera mengungkapkan bahwa serangan tersebut tidak hanya menyasar rumah sakit, tetapi juga wilayah timur kamp Maghazi di Gaza tengah serta rumah-rumah di sebelah barat Rafah di Gaza selatan.

Dampak dari serangan tersebut terasa luas, dengan kelumpuhan jaringan komunikasi di wilayah tersebut membuat situasi semakin sulit untuk dikendalikan. Jurnalis lapangan Hind Khoudary menyampaikan gambaran mengerikan dari keadaan di lapangan, di mana ambulans berusaha memindahkan korban ke rumah sakit yang sudah penuh sesak. “Di dalam rumah sakit ada kekacauan. Ada anak-anak di antara yang terluka,” ujarnya.

Lebih dari satu juta orang telah mengungsi dari Rafah ke Gaza tengah, dan ratusan ribu lainnya berada di jalanan tanpa tempat berlindung yang aman. Mereka terlantar dan tidak tahu harus mencari tempat perlindungan yang aman.

Dr. Mohammad al-Mughir, Direktur Perlengkapan dan Peralatan di Kementerian Pertahanan Sipil Gaza, melaporkan bahwa pasukan Israel telah merangsek masuk ke arah timur Deir el-Balah, memaksa warga Palestina untuk meninggalkan rumah mereka. Rumah sakit menjadi tempat penuh dengan korban, dengan puluhan martir dan orang terluka yang diterima setelah serangan Israel. Tim ambulans dan pertahanan sipil terus berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan.

Selain itu, Mughir juga mencatat bahwa pasukan Israel telah mengevakuasi lingkungan Al-Qasta tanpa memberikan peringatan atau menetapkannya sebagai “zona merah”, meningkatkan risiko bagi warga sipil yang tidak memiliki tempat perlindungan yang aman.

Situasi di Gaza semakin memburuk dengan serangan yang terus berlanjut, meningkatkan kebutuhan akan bantuan internasional dan upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik yang telah mengakibatkan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya bagi penduduk Palestina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *