PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) telah mengungkapkan strategi mereka dalam menghadapi sentimen dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan farmasi di bawah naungan pemerintah. Menurut Chief Financial Officer (CFO) PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Kartika Setyabudi, kondisi industri farmasi secara umum masih kondusif meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, KLBF telah melakukan berbagai inisiatif dan mengambil peluang yang ada. Kartika Setyabudi menyatakan bahwa ada banyak peluang yang bisa dieksplorasi oleh perusahaan di sektor farmasi, termasuk Kalbe. Mereka terus melakukan inisiatif baik dari sisi internal perusahaan maupun melalui kemitraan strategis.
KLBF telah melakukan investasi untuk mengembangkan produk-produk baru dan peningkatan kapasitas produksi farmasi. Mereka juga sedang memperluas lini produksi, termasuk untuk obat-obatan kanker. Selain itu, mereka sedang melakukan investasi untuk proyek Cyclotron atau radio farmasi yang akan menjadi fasilitas pertama di Indonesia. Fasilitas ini akan digunakan untuk deteksi dini kanker melalui scan di rumah sakit.
Selain investasi mandiri, KLBF juga menjalin kerjasama dengan partner strategis. Mereka telah mengumumkan dua kolaborasi, salah satunya di Thailand untuk pengembangan produk onkologi KLBF. Mereka juga melakukan kerjasama dengan perusahaan asal China untuk membangun kemampuan produksi bahan baku obat di Indonesia.
Dengan semua inisiatif tersebut, KLBF optimis dapat mencapai pertumbuhan top line sebesar 6-7% tahun ini. Mereka juga menargetkan pertumbuhan bottom line atau margin sebesar 13-15%. Kartika Setyabudi menyatakan bahwa KLBF optimis dapat mencapai target pertumbuhan tersebut berdasarkan pencapaian hingga Juni 2024.
Dengan strategi yang telah diungkapkan, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) siap menghadapi tantangan dan terus berkembang di industri farmasi. Mereka berkomitmen untuk memberikan akses kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat melalui inovasi dan kerjasama strategis.