Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, rupiah berpotensi terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat. Penguatan ini didorong oleh peluang penurunan suku bunga AS yang semakin meningkat.
Pada perdagangan pagi ini, nilai tukar rupiah telah naik 23 poin atau sebesar 0,14 persen menjadi Rp16.218 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.241 per dolar AS. Menurut Ariston, rupiah memiliki potensi untuk terus menguat hari ini terhadap dolar AS. Hal ini dipicu oleh pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell kemarin di hadapan komite Jasa Keuangan DPR AS, di mana ia menyebutkan bahwa The Fed tidak akan menunggu inflasi mencapai 2 persen untuk memangkas suku bunga.
Pelaku pasar juga melihat indikasi pemangkasan suku bunga dari pernyataan Powell yang juga mempertimbangkan risiko dari tingkat pengangguran AS yang terus meningkat. Meskipun tingkat pengangguran masih rendah, The Fed dapat memangkas bunga jika situasinya memburuk.
Selain itu, indeks saham Asia juga terlihat mengalami kenaikan, menandakan bahwa sentimen pasar terhadap aset berisiko cukup positif. Hal ini juga dapat memberikan dukungan bagi penguatan rupiah sebagai aset berisiko.
Ariston memperkirakan bahwa rupiah memiliki potensi untuk terus menguat ke kisaran Rp16.180 hingga Rp16.200 per dolar AS, dengan resisten potensial di level Rp16.280 per dolar AS.
Dengan adanya faktor-faktor di atas, para investor mungkin akan melihat rupiah sebagai pilihan yang menarik dalam jangka pendek. Namun, perlu diingat bahwa pasar uang bisa sangat fluktuatif, oleh karena itu tetaplah waspada dan lakukan analisis mendalam sebelum membuat keputusan investasi. Tetaplah mengikuti perkembangan pasar dengan seksama untuk mengambil langkah yang tepat dan menguntungkan secara finansial.