Ambarawa, sebuah daerah bersejarah yang terletak di Kabupaten Semarang, memiliki sejarah yang begitu mendalam dan mencekam. Selain dikenal sebagai lokasi Perang Palagan Ambarawa pasca-kemerdekaan, tempat ini juga menjadi saksi bisu dari berbagai kejadian horor yang menyeramkan. Dari tangisan hantu korban tabrakan kereta api hingga penampakan satu pleton pasukan Jepang tanpa kepala, Ambarawa dipenuhi dengan kisah-kisah mistis yang menghantui.
Menurut Rudi Harjanto, seorang anggota komunitas pecinta sejarah Ambarawa, banyak lokasi bersejarah yang dapat ditemukan di daerah ini, termasuk Museum Kereta Api Ambarawa dan Benteng Willem I. “Museum kereta ini merupakan bukti nyata bahwa kereta api pertama di Indonesia beroperasi di Semarang,” ujar Rudi. Museum ini dulunya adalah sebuah stasiun kereta yang memiliki peran ganda, yaitu mengangkut gula dari pabrik serta memobilisasi pasukan Belanda. “Kereta api pada masa itu tidak hanya digunakan untuk mengangkut penumpang, namun juga sebagai sarana transportasi militer,” tambahnya.
Setelah kemerdekaan, Pasukan Sekutu bersama NICA atau Belanda kembali ke Ambarawa untuk melakukan pembalasan terhadap pasukan Jepang. Benteng Willem yang sebelumnya digunakan oleh pasukan Jepang sebagai tempat penahanan perempuan dan anak-anak Belanda, menjadi saksi dari perlakuan kejam yang diterima oleh tahanan tersebut. “Pasukan Jepang memperlakukan tahanan dengan kekejaman yang tidak manusiawi,” ungkap Rudi. Sebagai balasannya, Pasukan Sekutu dan NICA memenggal seluruh anggota satu pleton pasukan Jepang di benteng tersebut. Sejak kejadian tragis itu, muncul cerita tentang penampakan satu pleton pasukan Jepang tanpa kepala yang sering kali dikisahkan oleh penduduk setempat.
Di Museum Kereta Api Ambarawa, terdapat legenda urban lainnya yang melibatkan hantu menangis dan kuntilanak. Stasiun ini pernah digunakan untuk mengangkut penumpang menggunakan kereta seri C1016 yang panjang. Namun, sebuah kecelakaan tragis terjadi ketika kereta tersebut menabrak seseorang hingga tewas. “Konon, darah korban diolesi dengan air jeruk oleh seseorang yang iseng,” cerita Rudi. Kisah mistis ini kemudian dikaitkan dengan suara tangisan yang sering terdengar di lokomotif seri C1016 setiap malam. “Suara tangisan itu selalu terdengar, namun sumbernya tidak pernah ditemukan,” tambahnya.
Dengan usia Museum Ambarawa yang sangat tua, banyak orang percaya bahwa tempat ini dihuni oleh penunggu-penunggu yang masih berkeliaran. Rudi juga menyebutkan bahwa legenda urban lainnya melibatkan kuntilanak yang diyakini menunggu di toilet museum. “Meskipun begitu, saya sendiri belum pernah melihat penampakan apapun,” ujarnya sambil tertawa.
Ambarawa juga memiliki peran penting dalam sejarah pertempuran Indonesia, menjadi saksi dari strategi brilian Jenderal Soedirman dalam Perang Palagan Ambarawa. Dengan taktik sapit urang, Jenderal Soedirman berhasil mengepung pasukan Belanda dari berbagai sisi, yang akhirnya memaksa mereka untuk mundur pada tanggal 15 Desember 1945. “Kemenangan ini kemudian ditandai dengan Monumen Palagan Ambarawa dan diperingati sebagai hari jadi TNI Angkatan Darat,” tutup Rudi.
Dengan segala kisah horor dan sejarah yang tersembunyi di balik keindahan Ambarawa, tempat ini menjadi destinasi yang menarik bagi para pencinta sejarah dan pecinta misteri. Berbagai legenda dan cerita mistis yang mengelilingi Ambarawa menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang sisi gelap dari sejarah Indonesia.