Tidak ada rahasia lagi bahwa pada masa Abad Pertengahan, masyarakat Eropa menghadapi masalah kesehatan yang cukup serius. Kota-kota pada saat itu tidak memiliki sistem pembuangan limbah yang baik, sehingga lingkungannya menjadi sangat tidak sehat. Selain itu, praktik membuang sampah dan kotoran manusia ke jalan membuat aroma di kawasan ramai menjadi kurang sedap. Oleh karena itu, tidak heran jika terdapat kesalahpahaman umum mengenai orang-orang di Abad Pertengahan, bahwa mereka selalu kotor dan kurang peduli dengan kebersihan pribadi.
Namun, apakah stereotip ini benar adanya? Sebagian besar orang pada masa itu sebenarnya menyadari pentingnya menjaga kebersihan. Meskipun standar kebersihan pada masa itu tidak sebaik standar abad ke-21, namun banyak orang yang tinggal di kota-kota dan desa-desa memperhatikan kebersihan mereka. Mereka membangun tempat tinggal dekat sumber air bersih, mandi secara teratur, dan bahkan membawa air untuk mencuci tangan dan wajah secara rutin.
Orang-orang pada masa Abad Pertengahan juga memiliki cara-cara unik untuk menjaga kebersihan pribadi mereka. Mereka menggunakan ranting hazel atau kain linen sebagai sikat gigi, dan menggunakan garam laut atau cengkeh saat menyikat gigi. Mandi kayu biasanya ditemukan di rumah-rumah masyarakat kaya, sedangkan rakyat jelata di pedesaan sering mandi di sungai atau bak mandi kuda.
Pada akhir Abad Pertengahan, pemandian umum mulai populer di kota-kota. Pemandian ini sering kali dihubungkan dengan toko roti, menggunakan panas berlebih dari oven untuk menghangatkan air. Namun, pemandian umum ini tidak untuk mereka yang pemalu, karena konon pria dan wanita mandi telanjang bersama.
Tentu saja, kebersihan tidak hanya penting bagi tubuh, tetapi juga bagi pakaian. Orang-orang Abad Pertengahan sangat memperhatikan kebersihan pakaian mereka. Pakaian dalam dan linen rumah tangga sering dicuci, dan buku nasihat dari masa itu bahkan menganjurkan agar pakaian dalam diganti setiap hari.
Meskipun pada masa itu belum ada sampo, orang kaya menggunakan campuran mirip sabun untuk mencuci rambut mereka. Sabun sendiri sudah tersedia sebagai barang dagangan sejak abad ke-9, dan banyak resep pembuatan sabun berasal dari Abad Pertengahan. Sabun diberi wewangian menggunakan herba segar seperti sage dan thyme.
Jadi, meskipun masyarakat di Abad Pertengahan tidak memiliki standar kebersihan seperti saat ini, mereka tetap berusaha menjaga kebersihan tubuh dan pakaian mereka. Ini menunjukkan bahwa kebersihan tetap menjadi prioritas bagi mereka, meskipun dengan cara-cara yang berbeda dari zaman sekarang.