Kualitas udara di Jakarta pada pagi hari Senin (22/7) ini tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif, menurut laman IQAir. Masyarakat disarankan untuk menggunakan masker saat keluar rumah. IQAir mencatat bahwa kualitas udara di Jakarta mencapai angka 135 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 49,5 mikrogram per meter kubik, atau 9,9 kali lipat lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
PM 2,5 merupakan partikel-partikel kecil berukuran kurang dari 2,5 mikron yang terdapat di udara, seperti debu, asap, dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dapat berdampak buruk, terutama pada orang-orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.
Untuk menjaga kesehatan di tengah kondisi udara yang buruk, disarankan untuk menghindari beraktivitas di luar ruangan, menggunakan masker saat berada di luar, menutup jendela untuk mencegah masuknya udara kotor, dan menyala kan penyaring udara.
Selain Jakarta, kota-kota lain di Indonesia juga mengalami tingkat polusi udara yang tinggi. Medan, Sumatera Utara, mencapai poin 176, Surabaya, Jawa Timur, mencapai poin 144, dan Pagak, Jawa Timur, mencapai poin 129.
Dibandingkan dengan kota-kota di dunia lainnya, kualitas udara Jakarta berada pada peringkat keenam terburuk, di bawah Lahore, Pakistan (181), Medan, Indonesia (176), Kinshasa, Kongo (175), Dubai, Uni Emirat Arab (168), dan Kampala, Uganda (139).
Dengan kondisi udara yang tidak sehat ini, penting bagi masyarakat Jakarta untuk selalu waspada dan menjaga kesehatan diri. Semoga dengan langkah-langkah preventif yang diambil, kualitas udara di Jakarta dapat membaik dan memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi semua.