Xurya Ingin Ikut dalam Proyek Swasembada Energi

Xurya Ingin Ikut dalam Proyek Swasembada Energi

Xurya, startup penyewaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), mengkritik pemilihan kontraktor engineering procurement construction (EPC) asing yang banyak terlibat dalam proyek PLTS di Indonesia. Perusahaan ini ingin ikut serta dalam proyek swasembada energi yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto. Pada tahun lalu, Xurya telah bekerja sama dengan lebih dari 150 mitra EPC lokal untuk membangun proyek PLTS di 200 lokasi di seluruh Indonesia.

Edwin Widjonarko, Co-Founder Xurya Daya Indonesia, menyatakan bahwa mereka ingin lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan proyek-proyek PLTS di Tanah Air. Menurut RUPTL 2021 – 2030, pemerintah berencana mengembangkan PLTS sebesar 4,6 gigawatt (GW), dan Xurya berharap bahwa peluang ini akan diberikan kepada pelaku bisnis lokal.

Dalam sebuah wawancara dengan Bisnis, Edwin menyoroti fakta bahwa meskipun target pemerintah besar, kontraktor lokal masih belum mendapat andil yang cukup besar dalam proyek-proyek PLTS. Dia berpendapat bahwa kontraktor dalam negeri sudah memiliki kapasitas yang mampu bersaing dengan kontraktor asing, seperti yang telah ditunjukkan oleh Xurya dengan sumber daya manusia lokal yang mereka kelola.

Xurya memiliki rencana untuk menambah lebih dari 50 proyek PLTS di berbagai sektor industri dan wilayah di Indonesia tahun ini. Mereka juga berencana untuk meningkatkan penggunaan BESS dalam portofolio masa depan mereka. Selain itu, Xurya telah berkolaborasi dengan Huawei dan JJ-Lapp untuk membentuk Solar Academy Indonesia guna melatih lebih dari 100 tenaga terampil di industri panel surya.

Salah satu tantangan utama bisnis PLTS di Indonesia adalah pemenuhan TKDN. Edwin mengakui bahwa bagi Xurya, prioritas saat ini adalah memastikan kualitas proyek dan memenuhi syarat perbankan. Dia percaya bahwa pemerintah memahami hal ini, dan yang terpenting adalah bukan hanya asal-usul produk, tetapi kualitasnya yang bisa dijamin oleh bank. Edwin menambahkan bahwa jika teknologi lokal bisa dipastikan bagus, maka TKDN akan terpenuhi dengan sendirinya.

PLTS yang dioperasikan oleh Xurya saat ini menghasilkan energi bersih sebesar 164 juta kWh per tahun, yang setara dengan pengurangan emisi karbon hingga 146.645 ton CO2 per tahun. Selain itu, Xurya baru-baru ini mendapatkan pendanaan sebesar US$55 juta dari Norwegian Climate Investment Fund bersama Swedfund, Clime Capital, British International Investment, dan AC Ventures, sehingga total pendanaan mereka mencapai lebih dari US$88 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.

Dengan semangat untuk terus berkembang dan berkontribusi dalam menyediakan energi bersih bagi Indonesia, Xurya siap untuk terlibat dalam proyek-proyek PLTS yang lebih besar dan berdampak positif bagi lingkungan. Mereka yakin bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi dengan mitra lokal dan internasional, mereka dapat menjadi pemimpin dalam industri energi terbarukan di Indonesia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *