Makassar Mencatat Pertumbuhan Harga Rumah Bekas Tertinggi

Laporan Kilat Rumah123 mencatat tiga kota dengan pertumbuhan harga rumah bekas tertinggi pada Kuartal III 2024, yaitu Makassar (13,3%), Surakarta (4,6%), dan Denpasar (4,5%). Menurut Kepala Riset Rumah123, Marisa Jaya, Makassar menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam harga rumah bekas, bahkan melampaui laju inflasi tahunan dengan selisih sebesar 11,6%. “Sebagai gerbang utama perdagangan di Indonesia Timur, dukungan dari pengembangan infrastruktur besar seperti proyek tol, jalur kereta api, dan pelabuhan semakin memperkuat posisi kota ini serta menarik bagi perkembangan pasar properti di kawasan timur Indonesia,” ujar Marisa dalam keterangan tertulis pada Minggu (17/11/2024).

Di Jawa Tengah, Surakarta atau Solo mencatat pertumbuhan harga yang didorong oleh perkembangan sektor bisnis, pendidikan, pariwisata, dan budaya. Sementara itu, Denpasar terus mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata global yang meningkatkan permintaan terhadap properti premium, terutama menjelang akhir tahun ketika arus wisatawan domestik dan mancanegara berpotensi meningkat.

Dari segi perbandingan permintaan di antara ketiga kota tersebut, sejak Januari 2024, Denpasar telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup konsisten, meski mengalami perlambatan pada bulan September. Secara keseluruhan, permintaan hunian bekas yang dijual di Denpasar tumbuh 24,8% sepanjang Januari hingga September 2024, sementara Makassar tumbuh 19,7% dan Solo mengalami penurunan sebesar 23,9%.

Sementara Surakarta menunjukkan tren permintaan yang fluktuatif dibandingkan Denpasar dan Makassar. Misalnya, terjadi lonjakan permintaan di Surakarta hingga 2 kali lipat pada bulan Maret hingga April 2024, namun kemudian mengalami penurunan di bulan-bulan berikutnya.

Denpasar terus mengalami pertumbuhan yang stabil, meskipun terdapat perlambatan pada bulan-bulan tertentu. Sebaliknya, Makassar mengalami lonjakan permintaan pada bulan Juli 2024 sebesar 55,4%, namun melambat pada bulan Agustus dan September.

Jika dilihat dari sisi permintaan rumah yang dijual dan disewa, sepanjang 2024, permintaan untuk rumah yang disewa di Denpasar dan Makassar cukup signifikan. Di Denpasar, sebanyak 58,7% orang tertarik menyewa rumah bekas, sementara di Makassar sebanyak 56,9%. Namun, di Surakarta, mayoritas orang masih berminat pada rumah yang dijual, yakni sebanyak 63,7%.

Denpasar menjadi pilihan utama bagi pencari properti segmen kelas menengah dan menengah atas, dengan preferensi pada rumah dengan harga Rp 1-3 miliar sebesar 45,2%. Sementara Surakarta dan Makassar lebih diminati pada rentang harga Rp 400 juta-Rp1 miliar, dengan masing-masing proporsi sebesar 31,9% dan 42,3%.

Untuk segmen rumah di atas Rp 5 miliar, proporsi yang signifikan terdapat di Surakarta (12,3%) dan Denpasar (11,4%), sedangkan di Makassar sebesar 8,2%. Di Denpasar, proporsi permintaan rumah segmen menengah-bawah di rentang harga Rp 400 juta hanya sebesar 2,7%, sementara di Makassar sebesar 22,2% dan Surakarta mencapai 26,2%.

Dengan demikian, perkembangan pasar properti di tiga kota tersebut menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda, namun tetap menarik untuk diamati dalam mengidentifikasi tren pasar properti di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *