PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) memperkirakan bahwa pembayaran klaim asuransi kredit hingga akhir tahun 2024 akan mencapai Rp217,17 miliar. Proyeksi ini muncul di tengah tantangan yang semakin meningkat bagi industri asuransi, terutama dengan lonjakan Non-Performing Loan (NPL) di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Diwe Novara, Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo, menegaskan bahwa meskipun pembayaran klaim asuransi kredit oleh Jasindo hingga Juni 2024 mencapai Rp116,36 miliar, atau rata-rata Rp19,3 miliar per bulan, namun terjadi penurunan klaim dalam beberapa tahun terakhir. Namun, data nasional menunjukkan adanya lonjakan klaim asuransi kredit sebesar 29,75% pada Juni 2024, dengan total klaim mencapai Rp2,09 triliun.
Kenaikan klaim ini terkait erat dengan meningkatnya NPL di sektor UMKM, yang mencapai level 4,04%, mendekati ambang batas 5% yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diwe menjelaskan bahwa dampak pencabutan relaksasi kredit selama pandemi Covid-19 masih sangat terasa pada tahun 2024 ini. Situasi ini tidak hanya mempengaruhi industri perbankan, tetapi juga berpotensi meningkatkan klaim asuransi kredit, terutama dari nasabah UMKM.
“Perusahaan asuransi yang menjamin kredit harus siap menghadapi kemungkinan lonjakan klaim asuransi kredit akibat pencabutan relaksasi kredit, terutama dari nasabah UMKM,” ujar Diwe. Sebagai langkah antisipatif, Jasindo dan perusahaan asuransi lainnya telah membuat kesepakatan cicilan klaim dengan mitra untuk menjaga stabilitas arus kas perusahaan.
Langkah ini juga memberikan keuntungan bagi perbankan dalam bentuk pengurangan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), memungkinkan kedua sektor saling mendukung dalam mengatasi tantangan peningkatan klaim asuransi kredit. “Dengan strategi antisipatif ini, kami berharap industri asuransi dapat tetap stabil meskipun ada peningkatan klaim asuransi kredit, sementara perbankan mendapatkan kepastian penyelesaian pembayaran klaim,” tutup Diwe.
Prediksi kenaikan klaim asuransi kredit ini menunjukkan perlunya langkah-langkah strategis yang lebih kuat dari sektor asuransi dan perbankan dalam menghadapi kondisi ekonomi yang penuh tantangan pada tahun 2024.