Jadi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekarang lagi fokus banget buat dorong kerjasama bisnis antara perusahaan Indonesia dan Afrika, terutama di sektor energi panas bumi. Sekretaris Jenderal ESDM, Dadan Kusdiana, bilang kalau potensi pengelolaan lapangan panas bumi di Afrika itu gede banget. Saat ini, baru ada beberapa perusahaan kita, seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dan PT PLN (Persero), yang mulai mengeksplorasi potensi ini.
Dadan juga cerita, dari segi energi, kita punya pengalaman lebih dulu soal panas bumi. Jadi, kita bakal fokus di bidang itu, sementara Afrika punya potensi yang sangat besar. Bahkan, Menteri Energi Kenya bilang ada sekitar 10.000 megawatt potensi di sana.
Contohnya, ada kesepakatan kerjasama antara PGEO dan perusahaan Kenya seperti Geothermal Development Company (GDC) dan Africa Geothermal International Ltd (AGIL). Mereka bakal eksplorasi dua lapangan panas bumi di Kenya, yaitu Suswa dan Longonot. Kesepakatan ini bakal diresmikan dalam agenda Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Bali.
Dadan juga bilang, dalam 1-2 minggu ke depan, bakal ada penutupan kesepakatan komersial antara Pertamina dan pihak Kenya. Selain itu, PT PLN juga bakal bekerja sama dengan Tanesco, perusahaan kelistrikan dari Tanzania. Dalam IAF 2024, pemerintah juga bakal membuka jalan bagi perusahaan Indonesia buat menjalin hubungan bilateral dengan negara-negara Afrika.
Dadan menyebutkan, ada beberapa kesepakatan di sektor energi dengan Tanzania, Kenya, dan Madagaskar. Nanti, detailnya bakal dibahas lebih lanjut antara PLN dan Tanesco, serta antara Pertamina dan Kenya. Jadi, kita manfaatin pengalaman kita di bidang panas bumi untuk kerja sama dengan Afrika.
Di kesempatan lain, Direktur Afrika dari Kemlu, Dewi Justicia Meidiwaty, juga menjelaskan bahwa PLN dan Tanesco menargetkan pengembangan energi panas bumi sebesar 225 MW di Natron, Luhoi, dan Ngozi. Tanesco juga sudah mengunjungi PT PLN untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi pengembangan energi panas bumi di Indonesia.